DALAM bahasa Pakpak kata midagang
adalah identik dengan pekerjaan untuk pergi ke rambah (hutan) untuk
merawat tanaman (Kemenyan).
Biasanya, midagang bagi seorang
perkemenjen biasanya memerlukan waktu yang cukup lama mencapai 1 minggu sampai
dengan satu bulan untuk menetap di rambah.
Pada dasarnya midagang sangat
identik dengan pekerjaan menigih
(membersihkan lahan), menggelang kayu
(memotong kayu), mengluak (mengambil
getah) kemenjen.
Sebelum berangkat, perkemenjen
harus mempersiapkan alat-alat untuk bekerja seperti curu-curu, golok
(parang), cuncun penigih dan jalu-jalu.
Sedangkan untuk persiapan kebutuhan pokok biasanya, ikan masin (ikan asin), gadong,
beras, ngula (Gula) dan rokok. ”Pokokna
ulang lupa merembah curu-curu,” kata Sabar tertawa.
Sabar Berutu, 28 warga desa Cikaok Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, Pakpak
Bharat kepada soralebbuh.blogspot.com menuturkan
bahwa midagang adalah pekerjaan yang telah di gulutinya sejak berumur 18 Tahun.
Teks Foto: Menigih Kemenjen
”Sejak saya duduk dibangku sekolah pekerjaan midagang sudah saya lakukan
bersama orang tua saya,” kata Sabar.
Laki-laki yang berpenampilan terlihat seadanya itu juga mengatakan bahwa midagang dilakukannya untuk membantu pengahasilan
orangtua dan menafkahi keluarganya sendiri.
”Pekerjaan saya ini midagang ini
masih saya lakukan sampai sekarang. Dan paling lama saya tinggal di dagang
selama 10-14 hari. Saya sudah merkemenjen
idelleng Sibarteng, Lae Lambuk, Sibessi dan hasilnya untuk kehidupan
sehari-hari,” kata Sabar yang sudah mempunyai tiga orang anak| PBC-01
(Bersambung....)