13-Tahun sudah, Kabupaten Pakpak Bharat secara resmi memisahkan diri dari Kabupaten Dairi. Setidaknya banyak perjuangan dari komite pemekaran kabupaten Pakpak Bharat, tokoh adat, pemuda Pakpak berjuang tanpa pamrih agar Pakpak Bharat secara khusus suku Pakpak itu bangkit dan mandiri.
Para tokoh banyak berjuang iklas dan tanpa pamrih. Banyak pula tokoh-tokoh pemekaran Pakpak tidak tercantum dituliskan dalam sejarah beridirinya Kabupaten Pakpak Bharat namu tetap berjuang bersama-sama. Sering dengan perkembangan waktu, tidak jarang pula ada orang-orang yang menyebut dirinya pejuang ternyata hanya menunjukkan dirinya punya andil dalam pemekaran itu?.
Kini, setelah kabupaten itu resmi memisahkan diri banyak pertanyaan muncul apakah yang membuat hati Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah kala itu
‘luluh’ sehingga bekenan mempersilahkan Kabupaten Pakpak Bharat memisahkan diri dari kabupaten Dairi?.
Berikut adalah sedikit ulasan pakpakbangkit.com yang dikutip dari sepenggal cerita berupa tulisan tercecer di jalan seputaran DPRD Pakpak Bharat belum lama ini.
Surat 3 halaman kertas berukuran A4 yang tertanggal 01 Juni 2001 dan bernomor surat 5/FPKD/2001 tercantum ulasan tentang usulan pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat.
Dalam surat ini bentuk hurum 'tahoma' tersebut kabupaten yang baru dimekarkan tersebut ialah Kabupaten Pakpak Barat (sekarang Pakpak Bharat) yang ibukotanya di Sibande.
Permohonan ini kami (tim pemekaran) ajukan, karena ke-4 (empat) kecamatan tersebut di atas, masyarakat jauh dari teringgal disegala bidang, walaupun negara kesatuan Republik Indonesia sudah berusia 56 tahun. (Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, sebagian Kecamatan Silima Pungga-pungga, Kecamatan Kerajaen dan Kecamatan Salak).
Perjuangan Suku Pakpak
Dalam surat yang ditembuskan ke Bupati Dairi, di Sidikalang, DPRD Sumatera Utara, di Medan, Gubernur Sumatera Utara, di Medan, DPR RI di Jakarta, Menteri Dalam Negeri/Otonomi Daerah di Jakarta, Menko Sospolkam di Jakarta, Camat Setempat, ketua organisasi kemasyarakat S.U di Medan dan Sikalang Kab. Dairi, Para Ketua Partai Politik S.U di Medan dan Sidikalang Kab. Dairi semoga mempertimbangkannya yang turut dilampirkan monografi dan 4 (empat) kecamatan Dimaksud, sejarah kehidupan dan perjuangan suku Pakpak dan Peta Kabupaten Pakpak Barat.
Para tokoh banyak berjuang iklas dan tanpa pamrih. Banyak pula tokoh-tokoh pemekaran Pakpak tidak tercantum dituliskan dalam sejarah beridirinya Kabupaten Pakpak Bharat namu tetap berjuang bersama-sama. Sering dengan perkembangan waktu, tidak jarang pula ada orang-orang yang menyebut dirinya pejuang ternyata hanya menunjukkan dirinya punya andil dalam pemekaran itu?.
Kini, setelah kabupaten itu resmi memisahkan diri banyak pertanyaan muncul apakah yang membuat hati Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah kala itu
‘luluh’ sehingga bekenan mempersilahkan Kabupaten Pakpak Bharat memisahkan diri dari kabupaten Dairi?.
Berikut adalah sedikit ulasan pakpakbangkit.com yang dikutip dari sepenggal cerita berupa tulisan tercecer di jalan seputaran DPRD Pakpak Bharat belum lama ini.
Surat 3 halaman kertas berukuran A4 yang tertanggal 01 Juni 2001 dan bernomor surat 5/FPKD/2001 tercantum ulasan tentang usulan pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat.
Dalam surat ini bentuk hurum 'tahoma' tersebut kabupaten yang baru dimekarkan tersebut ialah Kabupaten Pakpak Barat (sekarang Pakpak Bharat) yang ibukotanya di Sibande.
Permohonan ini kami (tim pemekaran) ajukan, karena ke-4 (empat) kecamatan tersebut di atas, masyarakat jauh dari teringgal disegala bidang, walaupun negara kesatuan Republik Indonesia sudah berusia 56 tahun. (Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, sebagian Kecamatan Silima Pungga-pungga, Kecamatan Kerajaen dan Kecamatan Salak).
'Suku Pakpak adalah memiliki ulayat tanah Pakpak sebelum dan semasa penjajan Belanda sudah terkenal makmur dan kehidupan warganya penuh dengan keakraban, terjalin persatuan dan kesatuan dengan daerah sekitarnya. Bahwa tanah Pakpak ini adalah merupakan jalur pedagangan hasil bumi antara lain sebagainya melalui pelabuhan baru'.
'Di sektor politik Belanda menekan Suku Pakpak dan menakut-nakuti suku Pakpak agar tidak benahi menentang penjajahan Belanda dan ditambahkan saran tidak perlu berpendidikan. Bersekolah hanya diperbolehkan untuk keturunan raja-raja saja'.
'Akibat politik D'evide et impera (politik pecah belah) belanda yang menekan habis-habisan Suku Pakpak, menyebabkan suku Pakpak terpencar-pencar dan sangat menderita'.
‘Kemudian, setelah merdeka tahun 1945. Ketika suak (daerah) tersebut di atas yaitu Simsim, Keppas, Pegagan sampai Tanah Pinem masuk ke wilayah Tapanuli Utara (Taput), kemudian melalui perjuangan tokoh-tokoh masyarakat Pakpak pada waktu itu berhasil memperjuangkan tokoh-tokoh masyarakat Pakpak pada waktu itu berhasil memisahkan diri dari Taput dan menjadi kabupaten Dairi sesuai dengan Undang-undang No.15 Tahun 1964 dan Peraturan Perundang-undangan Nomor 4 Tahun 1964'.
Dengan penjelasan di atas untuk mengejar keterbelakangan kami disegala bidang, agar kami turut menikmati hasil perjuangan bangsa di dalam membela dan mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini maka sangat mengharapkan agar usul kami menjadi satu Kabupaten yang dimekarkan yaitu Kabupaten Pakpak Barat dapat dipertimbangkan dan disetujui dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.
Perjuangan Suku Pakpak
Dalam surat yang ditembuskan ke Bupati Dairi, di Sidikalang, DPRD Sumatera Utara, di Medan, Gubernur Sumatera Utara, di Medan, DPR RI di Jakarta, Menteri Dalam Negeri/Otonomi Daerah di Jakarta, Menko Sospolkam di Jakarta, Camat Setempat, ketua organisasi kemasyarakat S.U di Medan dan Sikalang Kab. Dairi, Para Ketua Partai Politik S.U di Medan dan Sidikalang Kab. Dairi semoga mempertimbangkannya yang turut dilampirkan monografi dan 4 (empat) kecamatan Dimaksud, sejarah kehidupan dan perjuangan suku Pakpak dan Peta Kabupaten Pakpak Barat.
Perwakilan Tokoh Pemekaran Pakpak Bharat. |
Surat tersebut, ditandatangi langsung oleh, St Dj. Padang (Ketum), Ir. Ampun Solin (Sekretaris), Drs Hilman Padang, B Banurea, Usman Effendi Capah, Unco Angkat, Drs RM Kaloko, Agustinus Manik, MR Tumangger, Koting Tumangger, Edy Saputra Bancin, Moh Bella Bancin.
(Dalam lampiran ini nama pengurus lainnya belum ditemukan, sehingga tidak dicantumkan semua tokoh dalam laman pakpakbangkit.com. Jika berkenan silahkan mengirimkan ke pakpakbangkit@gmail.com.
Mohon maaf jika ada kekurangan dalam penulisan ini, mahsud lain adalah hanya menyampaikan kepada semua pembaca untuk informasi terbaru. Terima kasih).