Teks Foto: Salah satu mejan di Pakpak Bharat. Ist |
Jika memang belum pernah simaklah cerita mistis dibalik mejan di pedalaman kabupaten Pakpak bharat yang bentuknya menyerupai gambar gajah, manusia burung dan juga batu bertulisan.
Gambar
seperti ini (foto) masih banyak ditemukan di kampung tua Pakpak Bharat.
Kampung pedalaman sekali jauh dari keramaian kota sering sekali
membuat hutan tersebut semakin seram dan mengerikan
Batu keras yang diolah menjadi gambar menyerupai binatang biasanya ditempatkan dikampung yang mempunyai nilai sejarah. Mejan ini bianya sering dibuat berdasarkan marga dan keturunan. Nah, selanjutnya mejan ini diisi dengan kekuatan atau roh manusia. "Ya, mejan
itu kalau dulu mempunyai mistis yang kuat. Bisa bercerita dan sering
memberikan tanda-tanda kematian," kata Marsauli Bancin, 76 seorang pencerita tentang mejan di desa Cikaok.
Kata dia, mejan ini dipergunakan untuk menjaga sebuah kampung dari bahaya. Mejan ini dapat memanggil dan memberitakan kejadian yang akan terjadi. "Ya, bisa kalau dulu menjaga kampung," laki tua yang suka merodong-odong itu.
Selain menjaga mejan kata dia, mejan
juga dipergunakan untuk orang untuk mencari ilmu-ilmu gaib. "Dulu kalau
orang ingin meminang peremuan, laki-laki itu boleh memberikan sesajen
kepada mejan. Biasanya dengan ayam merah, rokok bahkan kain putih biasanya diletakkan diatas mejan itu," katanya.
Sebelum masyarakat mengenal tulisan dan agama, kata dia didekat sungai-sungai besar sering juga dibuat mejan. Dengan tujuan mejan ini bisa sebagai air kehidupan masyarakat.
"Ya, bisa kita jadikan sebagai air kehidupan," katanya. Namun kata dia,
belakangan setelah mengenal masyarakat Pakpak mengenal Agama , lambat
laun kepercayaan terhadap mejan itu terus berkurang," tuturnya.
Kata dia, masa penjajahan bulanda (Belanda) mejan
itu dipergunakan untuk menjaga rakyat. "Ya kalau ada yang mau menyerang
masyarakat pasti bisa disembunyikan dibawah batu," katanya sambil
mengisap rokok tembakau.
Laporan| Redaksi
Laporan| Redaksi