-->

DPM Klarifikasi Tudingan Perusahaan tak Aman dan Rawan Longsor: Itu Hanya Isu

Editor: Admin author photo

General Manager (GM) Eksternal PT Bumi Resources Minerals (BRM) induk PT Dairi Prima Mineral (DPM) Achmad Zulkarnain

pakpakbangkit.com
- General Manager (GM) Eksternal PT Bumi Resources Minerals (BRM) induk PT Dairi Prima Mineral (DPM) Achmad Zulkarnain blak-blakan soal keberadaan dan kegiatan DPM ke depan, Jumat (21/5/2021). PT DPM yang sudah hadir sejak 1997 di Kabupaten Dairi menurut Achmad Zulkarnain telah menyiapkan konsep agar perusahaan memberikan manfaat banyak kepada masyarakat Dairi.

Achmad Zulkarnai pun menepis kabar soal banyaknya isu-isu miring untuk PT DPM tidak memikirkan kepentingan masyarakat. Menurut Achmad tudingan terhadap miring terhadap PT DPM tidak baik dan tanpa data. Meski demikian, jika ada perbedaan pendapat bagi Achmad adalah hak setiap masyarakat. Namun bagi perusahaan tetap memberikan informasi yang utuh kepada masyarakat. Tujuannya adalah agar tidak lain adalah memajukan masyarakat.

Achmad juga menjawab soal tudingan luar yang menyebut perusahaan tersebut tidak aman. Achmad menjelaskan, PT DPM adalah perusahan tambang aman.

"Uang untuk membangun tambang tidaklah mudah. Mendirikan tambang di bawah tanah resikonya sangat berat. Bahkan kepala tambang itu dipenjara. Kepala pimpinan tambang juga bisa penjara kalau terjadi apa-apa. Untuk itu PT DPM telah menyiapkan tambang yang aman. Amanlah. Sekali lagi kalau ada kecelakaan tambang itu adalah tambang ilegal yang banyak korbannya. Kalau resmi biasanya aman. Nah kami adalah perusahaan resmi. Dan perlu kami sampaian tambang aman sudah melalui penelitian dan studi yang sangat lama yang menhadirkan akademisi,"

"Saya kira masyarakat yang berada di lingkar tambang tidak perlu takut, loh saya masuk di tambang-tambang bawah tanah nggak apa-apa kok. Justru, udara itu lebih nyaman di tambang bawah tanah karena ventilasi udara itu diatur. Misalnya kebutuhan oksigennya juga sudah diatur," ucapnya.

Soal lingkungan apakah aman?
"Begini, saya pastikan aman. Banyak contoh-contoh perusahaan tambang setelah tambang selesai beroperasi justru kualitas airnya lebih baik. Contoh kecil kan kita sudah melakukan normalisasi sungai, gambarnya ada di lapangan. Menggunakan air perusahaan tambang juga diatur, kita (PT DPM) diminta studi amdal itu memastikan supaya air untuk masyarakat itu nggak turun kwalitas dan tidak turun volumenya. Itu semua dalam amdalnya. Kalau itu tidak bisa kita penuhi, maka izin kita tidak disetujui oleh kementrian," katanya.

"Sekarang diperusahaan tambang itu, ada hasil pengolahan air di pabrik. Sebelum air masuk ke sungai biasanya di tangki terakhir itu dibuat indikator dan ada dibuat ikan, artinya kalau ikan hidup maka air pasti aman dan hal demikian terus kami lakukan. Tapi saat ini dan ke depan diharuskan kementrian LHK meletakkan alat-alat digital yang tujuannya untuk memeriksa ph-nya dan kwalitas airnya dan itu semuanya online. Kami nggak bisa tukang-tukangi dan kalau kita menukangi maka kita langsung ditegur," katanya.

Soal volume air apakah berkurang?
"Makanya kan begini ada tiga kegiatan pengeboran, ada pengeboran ekplorasi untuk mengetahui cadangan kita tambang, ada pengeboran geotek dan pengeboran hidrologi semunya untuk mengetahui kekuatan bebatuan tujuannya untuk sistem penyangga bawah tanah"

"Jadi kami kami harus tahu air di bawah pemermukaan itu bagaimana, nah kita nggak boleh ketika tambang beroperasi air permukaan terjadi penurunan, bahkan di bawah permukaan nggakboleh berkurang, makanya perlu kami sampaikan tidak perlu takut. Makanya kami terkadang kami bingung kami ini kan punya ahli," katanya.

"Makanya perlu saya jelaskan dalam adendum amdalnya, kajian studinya lengkap di sana. Jadi gini, ada tambang kondisinya setelah tutup jauh lebih baik. Bahka ada tambang sudah masuk hutan lindung yang aman," ujarnya.

Apakah nanti tambang dibiarkan terbuka?
"Hal itu juga perlu saya klarifikasi. Soal tambang menganga itu tidak ada. Dan itu tergantung pemerintah.

Soal ketakutan longsor?
"Kalau soal longsor kan juga diatur di dalam amdal. Mengatasi longsor di bawah tanah kami juga punya studi soal penyanggaan. Makanya bor beotek itu untuk mengetahui kekuatan bebatuan untuk tutuk di titik-titik tertentu yang tidak kuat bebatuannya maka kada sistem penyanggaan. Penyangga yang kita buat itu tidak seperti film coboy pakai kayu. Semua itu pakai teknologi. Memang tidak semua dilakukan perkuatan tambang di bawah tanah. Sekarang itu kita lakukan itu untuk saftey"

"Bayangin, kalau misalnya tambang ambruk yang rugi kan perusahaan. Kepala tambang dipenjara. Direktur dipenjara. Jadi kami sudah memikirkan itu dan ambruk itu tidak terjadi. Makanya kami berharap tidak ada permintaan dari pemerintah agar tambang tersebut nantinya jadi lokasi penelitian, biayanya akan lebih besar jika dibandingkan tambang ditutup. Karena kami akan bayar sistem kelistrikan nantinya. Karena begini semuanya ini punya jaminan seperti jaminatan tutup (Jamtup). "Jadi semuanya punya jaminan. Dan semuanya sudah kami serahkan ke negara," katanya".

Masyarakat yang berada di lingkar tambang kesehatannya terjamin?

"Terjamin dan sehat. Pertama kita tidak menggunakan bahaya kimia seperti yang dipakai di tempat lain misalnya pakai mercury. Kalau DPM sendiri menggunakan sianida. Nah, sianida itu kansebenarnya dia bahan berbahaya kalau di makan. Tapi kalau dilempar di tanah itu kan bahan dasar pupuk. Saya kira soal ketakukan mereka itu adalah isu yang dibangun. Misalnya manusia kerdil dan ayam tidak bertelur"

Dari segi apa masyarakat diuntungkan?
"Secara keseluruhan jika tambang ini berjalan maka masyarakat sangat diuntungkan. Tidak hanya CSR, pekerja sudah jelas. Itu Efek langsung. Dan efek yang tidak langsung adalah gara-gara DPM banyak datang ke sana baik orang Dairi maupun orang luar Dairi. Misalnya orang luar buat rumah makan di sana. Sekarang saja banyak sudah bank sudah ngeker di sana.

"Saya kasih contoh ke masyarakat di sana, rumah dikontrakin. Kalau tambang ini tidak terjadi maka ekonomi akan berjalan lambat. Kemudian tenaga kerja, kami pasti diberdayakan dari masyarakat Dairi. Intinya kalau mau kita lihat Dairi ini maju maka perusahaan ini perlu kita dukung. Perusahaan punya tanggung jawab moral," ucapnya. (Lom)

Share:
Komentar

Berita Terkini