pakpakbangkit.com - Jika anda sering lewat di dari Simpang Napasengkut menuju Madrasah Tsanawiyah, Salak Pakpak Bharat akan melihat Jalan Antak Berutu.
Mungkin kalian bertanya siapa Antak Berutu sampai namanya dibuat nama jalan.
Sebenarnya bagi penulis sendiri pertanyaan ini lama tak terjawab. Minimnya informasi dan buku tentang sejarah membuat nama jalan sulit diungkap.
Beberapa waktu lalu, penulis membuka buku rintisprana. Rintis prana ini adalah buletin bulanan media komunikasi masyarakat Pakpak.
Pada edisi ke 29 tahu ke III tahun 2010 pada halaman 23 ada profil tokoh pejuang pakpak yang tercatat di Tanah Pakpak.
Dalam cacatan Muda M Banurea, nama Antak Berutu masuk tokoh pejuang Pakpak yang berasal dari Lae Langge.
Dituliskan Muda, Antak ikut mempertahankan daerah simsim (kini Pakpak Bharat) dengan mengobankan segala hal. Kemudian tokoh ini rela dibunuh demi tidak mau bekerja sama dengan para penjajah Belanda.
Berikut kisah Antak Berutu yang dicatatkan Muda Banurea. Pada suatu hari sepasukan tentara Belanda berangkat dari Boven Barus menuju suak simsim melalui Delleng Simpon yang sangat curam.
Pasukan ini nampak dalam keadaan letih karena pendakian Delleng Simpon dan tujuh diantara pasukan itu tertinggal jauh di belakang. Sementara di Delleng Simpon telah menunggu dan bersembunyi 4 orang anggota pasukan gerilya pertaki simsim dan dengan bersenjatakan klewang mereka menyerang 7 orang yang tertinggal tadi.
Ada 6 orang diantaranya tertangkap dan dipotong lehernya sedangkan satu orang diantaranya sempat melarikan diri dengan tangan terpotong. Setelah komandan pasukan Belanda di Salak mengetahui hal itu diperintahkanlah pertaki-pertaki yang berdekatan agar mengumpulkan penduduk di suatu tempat.
Setelah berkumpul komandan pasukan Belanda menyuruh tentara yang kehilangan tangan menunjukkan siapa-siapa diantaranya yang ikut melakukan penyerangan di Delleng Simpon. Sipenderita lalu menghunjuk Antak Berutu yang berasal dari Lae Langge.
Sudah tentu Antak membela diri dan membantah karena memang tidak tahu menahu keadaan itu, sebab sebetulnya 4 penyerang sudah melarikan diri. Oleh karena komandan Belanda tidak mengetahui bahasa pakpak maka Antak Berutu dibawa ke markas.
Pada esok harinya orang yang tidak bersalah ini dihukum gantung di muka umum hingga mati.
Meskipun tidak secara langsung berperang dan berhadapan dengan pasukan Belanda namun pengorbanannya patut menjadi catatan sejarah. Ia memang menjadi korban salah sasaran namun cermin kebrutalan Belanda terhadap orang pakpak tercermin dari peristiwa ini.
Cacatan: kami penulis menerima masukan dan komentar soal profil tokoh ini. Tujuannya adalah untuk memperbaiki.
Kami menyampaikan sebagai refrensi di media online pakpakbangkit.com